Labuan Bajo – Perubahan iklim telah membuat wilayah Manggarai Barat, NTT semakin kering dari sebelumnya. Upaya-upaya mitigasi dan adaptasi perlu dilakukan dan diperkenalkan kepada masyarakat untuk meningkatkan kemampuan dan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Petani, nelayan, masyarakat adat, perempuan hingga anak-anak dapat belajar bersama mengenal lingkungan dan melakukan upaya-upaya untuk melindungi lingkungan dan masa depan mereka dari dampak perubahan iklim.
BINTARI telah mengenalkan para petani lokal tentang cara beradaptasi yang baik, dengan berbagai teknologi pertanian yang adaptif. Anak-anak petani juga tidak luput memperoleh edukasi dan praktek merawat iklim. Bertempat di Desa Repi, hari Sabtu 11/05/2024, BINTARI mengajak anak-anak petani untuk menanam berbagai tanaman produktif. Lebih dari 20 anak didampingi orang tua masing-masing ikut serta menerima, mengangkut, dan menanam tanaman di kebun masing-masing.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan produktifitas lahan kebun dan sekaligus menjaga iklim. Sebanyak lebih dari 200 bibit berbagai pohon seperti Kopi, Mangga, dan Durian telah ditanam. Anak-anak bersuka cita ikut menanam pohon dan berjanji ikut merawatnya. Beberapa anak bahkan ingin segera menikmati buahnya. Kegiatan ini merupakan salah satu bagian proyek Peningkatan Kapasitas Adaptasi Perubahan Iklim (PEKA Iklim) kerjasama BINTARI dan ASB yang didanai Pemerintah Jerman. (MN)