Program Pilah Sampah Green Warmindo untuk Menumbuhkan Kesadaran Pilah Warga Kota Semarang

Yayasan BINTARI bekerja sama dengan PT Indofood Sukses Makmur (Indofood) melakukan Pemantauan dan Evaluasi Tahap 3 dari Program Green Warmindo Semarang di Tower Café Tembalang pada tanggal 30 November 2023 lalu. Kegiatan evaluasi pilah sampah di Warung Makan Indomie (Warmindo) ini diikuti oleh 38 pengelola warmindo di Kluster Tembalang dan 27 pengelola warmindo di Kluster Gunungpati.

Gambar 1. Pemberian Apresiasi Pengelola Warung Makan Indomie yang mengimplementasi Pilah Sampah di Warung (Program Green Warmindo)

Sebuah usaha yang berkelanjutan adalah sebuah kegiatan usaha yang tidak melupakan upaya pelestarian terkait dampak lingkungan yang ditimbulkan. Inisiatif Program Green Warmindo ini mendorong berjalannya kegiatan pilah sampah di warung, khususnya yang berupa bungkus mie. Sebelum adanya program ini, para pengelola warmindo mengaku hanya membuang plastik lembaran kemasan mie itu bercampur dengan sampah lainnya. Kegiatan pemantauan dan evaluasi secara berkala ini bertujuan untuk memberikan apresiasi terhadap warmindo yang telah mengimplementasikannya secara baik, sekaligus menggali saran/masukan perbaikan program di masa mendatang.

 

Pilah Sampah ternyata tidak hanya dapat dilakukan oleh perempuan

 

Cukup unik, pengelola warmindo biasanya laki-laki dan berasal dari Jawa Barat. “Inisiatif Green Warmindo ini sudah dimulai sejak tahun 2016, dan pilah sampahnya semakin baik di tahun 2023 berkat perjuangan dan kesadaran Akang-akang Warmindo”, kata Yuliana Rachmawati dari Yayasan BINTARI.

 

Adapun evaluasi terhadap implementasi program dinilai melalui 4 kriteria pemilahan sampah di Warmindo, yaitu penilaian 1) kebersihan; 2) volume; 3) jenis pemilahan; dan 4) konsistensi. Apabila kriteria jenis pemilahan berbicara kuantitas: dipilah jenis bungkus mie, botol PET, kardus, dan kaleng; kriteria kebersihan berbicara kualitas: apakah jenis sampah terpilah masih tercampur dengan jenis sampah lainnya. Kriteria volume berfokus pada pengumpulan jenis sampah bungkus mie. Sementara itu, konsistensi dinilai dari apakah sampah dalam keadaan terpilah siap dijemput seminggu sekali. “Awalnya (pilah sampah itu) berat, tetapi setelah mengetahui manfaatnya kami merasa bahwa ini praktis. Sampah yang dibuang jadi berkurang, dan membantu kami menjaga warung tetap bersih”, kata salah seorang pengelola Warmindo di Kluster Gunungpati. Beberapa warmindo terbukti cukup konsisten mengumpulkan sampah-sampah kemasan secara rinci dan dalam kondisi bersih. Green Warmindo ini bahkan mencoba mengedukasi pelanggan untuk mengurangi penggunaan plastik, misalnya tas kresek dan sedotan plastik.

 

Gambar 2. Inisiatif Kampanye Lingkungan melalui Banner di Warmindo

Di antara total 65 warmindo, 13 warmindo mendapat apresiasi hadiah utama, antara lain berupa panci stainless, kipas angin, dan kompor gas. Hadiah untuk Kluster Tembalang diberikan untuk Warmindo Bintang 6, Forza 2, Bunda 2, Motekar 6, Holic 3, Family 1, Holic 5, dan Warmindo SaRa. Sedangkan hadiah untuk Kluster Gunungpati diberikan untuk Warmindo Berkah/Acim, BMS Banaran, Mamang 5, Rahayu, dan Warmindo Meisya 4.

 

Menilik Peraturan Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen (P.75 tahun 2019), mekanisme pengumpulan/ penarikan kembali bungkus mie di Warmindo yang terus dievaluasi dari tahun ke tahun ini dapat digunakan untuk pengembangan sistem EPR (Extended Producer Responsibility) di Kota Semarang. Dalam hal ini, keberhasilan implementasi EPR tidak hanya terletak pada komitmen penarikan kembali produsen, tetapi juga pada upaya edukasi dan pendampingan berkelanjutan dalam menumbuhkan kesadaran konsumen untuk memilah sampah (KP).

 

Bagikan :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *