KTD Karya Mandiri Merintis Layanan Wisata Edukasi Adaptasi Iklim Inklusif

Tim World Bank Melakukan Kunjungan edukasi Penanaman Bibit Buah bersama Kelompok Tani Disabilitas (KTD) Karya Mandiri di Desa Sriwedari, Kecamatan Muntilan, Magelang

Magelang – Kelompok Tani Disabilitas (KTD) Karya Mandiri dari Desa Sriwedari Kabupaten Magelang menerima kunjungan dan memberikan layanan wisata edukasi adaptasi iklim inklusif kepada Tim World Bank pada Jumat, 31 Mei 2024. “Kegiatan ini berhubungan dengan kegiatan kami waktu menghadiri FGD di Jakarta terkait Upaya Mitigasi Dampak Perubahan Iklim sebagai Bagian dari Upaya Pembangunan Desa. Saat bertemu tim World Bank di sana, mereka tertarik mengunjungi Desa Sriwedari dan akhirnya baru terlaksana sekarang”, ungkap pendamping KTD Karya Mandiri, Dwi Suryandari bersama Lidya Ernawati (Dinas Kehutanan Magelang) dan Tri Yuliono (Ketua KTD Karya Mandiri) saat diwawancarai tim Bintari, Sabtu (1/6).

 

KTD Karya Mandiri menyajikan pengalaman memancing Ikan Bawal dan fasilitas Budidaya Ikan Lele kepada pengunjung edukasi

Kegiatan kunjungan sekaligus belajar bersama ini dihadiri oleh 30 orang pengunjung dari the World Bank. Dalam kunjungan edukasi tersebut, KTD Karya Mandiri memberikan edukasi praktik penanaman bibit buah yang dimulai dari penyiapan media tanam, penyemaian, okulasi, dan penanaman. Adapun selain edukasi penanaman, pengunjung menikmati fasilitas pemancingan ikan Bawal dan budidaya ikan Lele. Lidya menceritakan bahwa rencana untuk mengembangkan Desa Sriwedari sebagai destinasi wisata edukasi bukan hal yang baru, “Sebenarnya konsep layanan wisata edukasi sudah lama menjadi cita-cita kami karena melihat potensi Desa Sriwedari. Namun untuk mengarah kesana, kami masih perlu banyak belajar untuk bagaimana menyelenggarakan layanan wisata edukasi dengan lancar sehingga berkesan”. Konsep layanan wisata edukasi di Desa Sriwedari ini dapat dimulai dengan menargetkan anak sekolah terlebih dahulu baru kemudian ditingkatkan untuk lembaga seperti instansi pemerintah, swasta, atau organisasi seperti the World Bank ini. Menurut Ketua KTD, Tri Yuliono, salah satu hal yang perlu disiapkan adalah kemampuan komunikasi yang baik kepada pengunjung, termasuk kemampuan berbahasa Inggris untuk menjangkau pengunjung WNA.

 

Kedepan, harapannya  Desa Sriwedari dapat menjadi salah satu destinasi wisata edukasi yang inklusif untuk memberdayakan masyarakat disabilitas, menjaga lingkungan hidup serta meningkatkan perekonomian desa.

Bagikan :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *