Pada 13-14 November 2024, Program Penguatan Ketahanan Iklim (PEKA IKLIM) menggelar pelatihan Climate Smart Fisheries (Perikanan Cerdas Iklim) di Desa Golo Sepang, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat pesisir dalam menghadapi dampak perubahan iklim melalui pengembangan budidaya kepiting bakau dan pelestarian ekosistem mangrove.
Pelatihan ini melibatkan 15 peserta yang berasal dari Desa Warloka Pesisir, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat. Para peserta terdiri dari nelayan, perempuan nelayan, pegiat ekowisata, pemerintah desa, dan pegiat mangrove. Keragaman ini menunjukkan semangat kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi tantangan perubahan iklim. Mereka berkesempatan mendalami materi sekaligus praktik langsung mengenai strategi adaptasi dan mitigasi yang relevan dengan kondisi lingkungan pesisir di desa mereka.
Hari pertama pelatihan dibuka dengan materi dari Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Manggarai Barat. Narasumber memaparkan peluang bisnis budidaya kepiting bakau yang menjanjikan di wilayah tersebut. Dengan permintaan pasar yang terus meningkat dan harga jual yang stabil, budidaya ini menjadi solusi penghidupan yang berkelanjutan bagi masyarakat pesisir. Materi ini juga mencakup strategi pengelolaan yang ramah lingkungan untuk mendukung konservasi ekosistem pesisir serta menjamin keberlanjutan praktik budidaya.
Setelah sesi bersama DKPP, peserta berbagi pengalaman dengan Kelompok Alam Sejati Terang, salah satu kelompok pelestari mangrove dan pengembang budidaya kepiting bakau di Golo Sepang. Kelompok ini berbagi praktik terbaik dalam budidaya kepiting bakau dengan metode inovatif seperti Vertical Crabs House dan keramba apung. Melalui diskusi interaktif, peserta mendapatkan wawasan praktis tentang penerapan metode ini serta tantangan teknis dan solusi yang dihadapi oleh kelompok tersebut.
Selain aspek budidaya, pelatihan ini juga memberikan perhatian besar pada pentingnya mangrove sebagai penjaga ekosistem pesisir. Mangrove berperan penting dalam mengurangi dampak kenaikan permukaan laut, melindungi garis pantai dari erosi, dan menyerap karbon untuk memitigasi perubahan iklim. Materi yang disampaikan oleh narasumber dari DKPP Kabupaten Manggarai Barat dan pegiat lingkungan setempat menyoroti bagaimana pelestarian mangrove dapat menjadi solusi multifungsi—baik untuk ekosistem maupun penghidupan masyarakat pesisir.
Pada hari kedua, peserta diajak mengikuti praktik lapangan yang difokuskan pada eksplorasi ekosistem mangrove di Desa Golo Sepang. Dalam perjalanan ini, peserta tidak hanya mempelajari fungsi ekologis mangrove, tetapi juga cara mengembangkan ekowisata berbasis mangrove. Potensi ekowisata ini diyakini dapat menjadi sumber penghidupan alternatif yang berkelanjutan, terutama bagi nelayan yang menghadapi tantangan perubahan iklim seperti penurunan hasil tangkapan ikan.
Di akhir pelatihan, para peserta menyusun rencana aksi yang mencakup tiga fokus utama: pengembangan praktik budidaya kepiting bakau, pelestarian mangrove, dan pengembangan ekowisata mangrove. Rencana ini dirancang untuk diterapkan di desa dengan dukungan teknis dan pemantauan berkelanjutan dari Kelompok Alam Sejati Terang dan Program PEKA IKLIM.
Pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru, tetapi juga membangun semangat kolektif di antara peserta untuk bekerja sama menjaga kelestarian lingkungan pesisir. Para peserta menyadari bahwa dampak perubahan iklim tidak dapat dihindari, tetapi adaptasi yang efektif dan pengelolaan sumber daya yang bijak dapat membantu mereka bertahan dan bahkan berkembang.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program PEKA IKLIM yang dilaksanakan oleh Yayasan Bintari bekerjasama dengan Arbeiter-Samariter-Bund (ASB) South and South East Asia. Program ini didanai oleh Kementerian Pembangunan dan Kerja Sama Ekonomi Republik Federal Jerman. Dalam implementasinya, PEKA IKLIM berkomitmen untuk mendukung masyarakat pesisir di Manggarai Barat agar lebih tangguh dalam menghadapi tantangan perubahan iklim melalui pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan.