Mendorong Pariwisata Berkelanjutan, PEKA IKLIM Tingkatkan Kapasitas Pokdarwis di Repi dan Warloka Pesisir

 

Manggarai Barat, NTT — Program Penguatan Ketahanan Iklim (PEKA IKLIM), Yayasan Bintari bekerjasama dengan ASB Indonesia-Filipina, terus berkomitmen dalam meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pariwisata berkelanjutan dan inklusif di Kabupaten Manggarai Barat, NTT. Manggarai Barat memiliki potensi wisata yang luar biasa. Kapasitas masyarakat melalui POKDARWIS yang berdaya saing dan professional perlu terus didukung terutama dalam mendorong pariwisata berkelanjutan untuk peningkatan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Untuk mewujudkan hal ini, salah satu hal yang dilakukan BINTARI adalah menginisiasi pelaksanaan sosialisasi dan finalisasi paket wisata di Desa Repi dan Warloka Pesisir, serta peningkatan kapasitas kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dalam kepemanduan.

 

Sosialisasi dan pelatihan di Desa Repi berlangsung dari tanggal 22 hingga 25 Agustus 2024. Sementara kegiatan di Desa Warloka diselenggarakan pada 26 hingga 28 Agustus 2024. Dalam kegiatan ini, anggota Pokdarwis dilatih untuk menjadi pemandu wisata yang profesional dan memahami seluk-beluk paket wisata yang akan ditawarkan. Kegiatan ini juga mencakup finalisasi paket wisata yang telah disusun bersama komunitas lokal, dengan tujuan memberikan pengalaman wisata yang menarik dan edukatif bagi pengunjung.

 

Bapak Donatus Matur ketua ASITA Manggarai Barat sedang memberikan materi pelatihan

Pelatihan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Pokdarwis, tetapi juga memperkuat kesiapan mereka dalam menghadapi wisatawan. Uji coba paket wisata secara internal dilakukan sebagai bagian dari pelatihan untuk memastikan kelayakan dan kesiapan paket wisata. Feedback yang diperoleh dari uji coba ini menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan dan penyempurnaan paket wisata sebelum dipromosikan secara lebih luas.

 

BINTARI melihat partisipasi perempuan sangat penting dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan yang inklusif.  Di Desa Repi, partisipasi Perempuan mencapai 42% dari total peserta, sementara di Desa Warloka Pesisir mencapai 31%. Hal ini menunjukkan komitmen program dalam mengedepankan inklusivitas gender, memastikan bahwa perempuan memiliki kesempatan yang setara untuk berkontribusi dalam pengembangan pariwisata desa. Keterlibatan perempuan diharapkan dapat memperkuat peran mereka dalam ekonomi lokal dan memberikan perspektif yang berharga dalam pengelolaan destinasi wisata.

 

Salah satu peserta dari Desa Repi, Bapak Benediktus, mengungkapkan harapannya terhadap pelatihan ini. “Kami berharap pelatihan ini dapat memberikan manfaat besar kepada Pokdarwis di Desa Repi. Dengan peningkatan kapasitas dalam kepemanduan, kami yakin wisata di desa kami akan berkembang secara berkelanjutan dan mampu menarik lebih banyak wisatawan,” ujarnya. Bapak Benediktus menambahkan bahwa pelatihan ini memberikan kepercayaan diri bagi anggota Pokdarwis untuk mempromosikan keunikan desa mereka.

 

Salah satu peserta pelatihan sedang praktik langsung memandu wisatawan saat uji coba paket wisata secara internal

Kepala Desa Repi, Bapak Afrianus Wahono, yang turut hadir dalam kegiatan ini, juga memberikan dukungannya kepada Pokdarwis. Beliau menyatakan, “Saya berharap kepada Pokdarwis untuk mulai mengembangkan wisata di Desa Repi, tidak hanya sebagai wacana saja. Pokdarwis harus bisa mandiri karena Bintari tidak akan selamanya bisa mendampingi Desa Repi. Inisiatif dan kemandirian dari Pokdarwis sangat penting untuk keberlanjutan wisata di desa ini.” Kepala Desa menekankan pentingnya peran aktif komunitas lokal dalam mengelola dan memajukan pariwisata desa.

 

Bapak Donatus Matur, Ketua ASITA Manggarai Barat sekaligus menjadi trainer pada pelatihan ini, mengungkapkan kepuasannya terhadap pelaksanaan pelatihan di kedua desa. “Saya cukup puas dengan pelatihan ini, baik di Desa Repi maupun di Desa Warloka Pesisir. Dalam mengembangkan wisata, Pokdarwis tidak boleh hanya berjalan sendiri namun perlu menjalin hubungan baik dengan para stakeholder terkait,” ujarnya. Bapak Donatus Matur juga menegaskan komitmen ASITA dalam mendukung penuh semua kegiatan wisata yang ada di kedua desa tersebut, sehingga dapat mendorong pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif.

Bagikan :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *